Rabu, 02 Januari 2008

Syair Lagu Pentas Monolog Alibi Teater Keluarga Surabaya

nyanyian kesunyian
(nyanyi sunyi di padang ilalang)
lirik: Jai
lagu: Widi Asy’ari

ada sebuah jalan yang panjang
di sisi hamparan padang ilalang
tanpa seekor pun makhluk Tuhan
kecuali kami se belalang terkapar
yang bertahan hidup dalam kesunyian

kesunyian menjadi kawan
ketika waktu berlalu dan menerjang
diam-diam menghunjamkan anak panahnya
di jantung kami

kesunyian menjadi jerit
saat musik jiwa meronta dan meradang
setiap kali memecahkan wajah langit
dengan suara

wahai… ruh hidup
di sepanjang jalan di hamparan padang
kami menemui setiap yang pesakitan
dengan kesangsian

di jalan yang panjang kami temukan
nyanyian tanpa teriakan dendam
di jalan yang panjang kami temukan
nyanyian tanpa teriakan dendam

bernyanyilah engkau bernyanyilah
sebelum kehormatanmu tenggelam
berdendang engkau berdendanglah
sebelum kesabaranmu menghilang.



rumah keong
lirik: W. Haryanto
lagu: Widi Asy’ari

bila bahtera terpuruk kecut dan lelah
karena tuak tercium pada dini hari
seg’ra teriak mengharap kemudi kelasi
memberi pelindung dari amarah badai

lepaslah burung-burung mandul mata tumbang
tiada makna melekat di petualangan
segera membersihkan bekas-bekas cinta
muatan lengang memang sulit menyadari

Reff:
sorban kini pembungkus tebu
malam mengetuk pintu
larut kesal meraba langgam
tidak lekas menarik keris

tiada kentara buih bisu tak menyapa
tuan salah alamat anggrek tak bisa jinak
karena mahar tak nampak muka yang mengharap
selain cibiran pada pendatang teluk

permainan berai peranku yang berbenah
menumpuk tafsir nanah tanda keris yang manis
kembali pada almanak gapura Jawa
kulit bawang berserak pada pasir tanah

(kembali ke Reff)


penglaju
lirik: Jai
lagu: Widi Asy’ari

perempuan tua sibuk bekerja
sampai di sebuah pinggiran kota
merayakan setiap hasil jerih payahnya
laku tak mampu menyapu lapar sendiri
sedang anak-suami di rumah lama menanti

mengajak tidur setiap lelaki
sambil berkisah tentang sisa umur yang telah basi
menghabiskan malam dalam kesunyian
sambil mengenang-ngenang kebahagiaan yang terbeli

perempaun bekerja tetaplah perempuan
tataplah hari depan dengan dagingmu dan ruhmu
perempaun bekerja tetaplah perempuan
tataplah hari depan dengan dagingmu dan ruhmu

berceritalah, berceritalah
engkau yang melahirkan peradaban
berceritalah, berceritalah
biarpun engkau ditenggelamkan zaman

Tidak ada komentar: